Lina Jubaedah Dibunuh? Terungkap, Silent Killer Inilah Diduga Penyebabnya
Senin, 13 Januari 2020 16:12 WIBTeka-teki seputar kematian Lina Jubaedah mulai tersibak sedikit demi sedikit. Penuturan suaminya, Teddy Pardiyana, semakin memperlihatkan bahwa meninggalnya Lina pada 4 Januari lalu karena penyakit yang dideritanya.
Teka-teki seputar kematian Lina Jubaedah, 42 tahun, mulai tersibak sedikit demi sedikit. Penuturan suaminya, Teddy Pardiyana, semakin memperlihatkan bahwa meninggalnya Lina pada 4 Januari lalu karena penyakit yang dideritanya.
Teddy Pardiyana mengungkapkan bahwa pada 21 November 2019, Lina pernah masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena asam lambungnya naik. Ia sempat diberi obat, dan rupanya Lina masih merasa tak enak badan, sehingga dokter memberikan obat tambahan.
Saat itu kondisinya jauh lebih baik. Hal itu disampaikan Teddy kepada Tribunnews setelah diperiksa polisi Sabtu lalu. Nah pada 11 Desembe 2019,, Lina juga mengalami sesak dan dibawa ke Rumah Sakit Santosa untuk menjalani rawat inap selama satu hari.
Baca juga:
Rupanya, Lina Jubaedah Dua Kali Masuk RS Sebelum Meninggal, Tindakan Rizky Febian Lebay?
"Dibilang sama, asam lambung juga. Terus yang lainnya sehat, darahnya sempat 220 per diastolik sistolik itu tinggi saja. 220 per 150 kalau enggak salah. Terus paling rendah itu 150 per 110," ujar Teddy .
Kemungkinan besar: hipertensi
Kita belum tahu apakah angka-angka tekanan darah Lina yang disebutkan Teddy tersebut akurat. Kalau benar, angka itu cukup tinggi bagi penderita hipertensi. Sebagai patokan sebagai berikut:
Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik.
Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.
Tak usah pusing pula memikirkan angka-angka itu. Yang jelas dokter di RS Al Islam Bandung telah mendiagnosa bahwa Lina menderita hipertensi. Penyebab kematian, "Kemungkinan bisa macam-macam. Data di kami riwayat ada hipertensi (tekanan darah tinggi)," ucap dokter Guntur Septapati dari RS Al Islam.
Kemungkinan hipertensi sebagai penyebab itu bisa dikaitkan juga dengan pengakuan Teddy bahwa sebelumnya Lina makan masakan Padang. Masakan berlemak memang bisa memicu tekanan darah tinggi.
"Kalau dari hipertensi, itu kan sebelumnya makan nasi padang yah, bukan jelek-jelekin itu ya. Dari situ agak susah nelen (menelan), jadi kayak (asam) lambungnya naik ke saluran THT, jadi agak susah nelen dan susah napas," ujar Teddy.
Selanjutnya: pembunuh diam-diam
<--more-->
Pembunuh diam-diam
Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Nah, hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular berbahaya pula.
Hipertensi sering dijuluki sebagai “silent killer” karena gejalanya terkadang tidak dirasakan. Keluhan penderita hipertensi antara lain sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, penglihatan kabur, mudah lelah, dan sakit di dada. Hanya, tak semua penderita tekanan darah tinggi mengalami gejala itu.
Angka kematian karena penyakit tersebut cukup tinggi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan pada 2016 menunjukkan angkanya mencapai 23,7 persen dari 1,7 juta angka kematian di Indonesia . Risiko penyakit hipertensi adalah memicu penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, dan stroke.
Sesuai survei Kementerian Kesehatan 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen. Diperkirakan jumlah penderita hipertensi di Indonesia sebesar 63 juta orang. Adapun angka kematian karena hipertensi sebesar 427 ribu.
Penderita hipertensi harus rajin minum obat. Tapi sebagian penderita hipertensi atau sekitar 13 persen sama sekali tidak minum obat. Adapun yang tidak rutin minum obat 32,3 persen . Dari hasil survei yang sama, alasan tidak minum obat yakni merasa sehat (59,8 persen).
Selanjutnya: Kakanya Dea Imut...
<--more-->
Kakaknya Dea Imut sampai petani
Kalau kita riset sebentar saja, banyak sekali kasus kematian karena hipertensi. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan bisa menimbulkan kematian mendadak. Dalam berita-berita,misalnya, ada orang habis makan durian meninggal mendadak.
Seringkali orang meninggal karena hipertensi memang mengagetkan jika tidak memiliki rekam medis sebelumnya. Berikut ini hanya sebagai contoh:
- Kakaknya Dea Imut
Kakak artis Dea Annisa atau yang lebih sering disapa Dea Imut diperkirakan juga meninggal karena hipertensi. Sang kakak bernama Rakhy Muhammad Bakry atau Rama meninggal dunia d pada 15 Januari 2018.
Rama meninggal pada pagi hari pukul 07.20 diusianya yang masih muda yakni 29 tahun. Sebulan sebelumnya, ia masuk ke rumah sakit karena sakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Wartawan Syaifullah
Polisi sempat mengotopsi jenasah wartawan Grup Kompas, M Syaifullah, yang meninggal di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Juli 2010. Hasil otopsi yang diumumkan polisi pada 26 Juli 2010 menunjukkan pecahnya pembuluh darah otak atau di kepala bagian belakang disebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Sebelumnya Syaiful ditemukan meninggal di rumah dinasnya di Balikpapan sekitar pukul 09.00 Wita. Saat ditemukan jenazah tampak membiru di bagian tubuhnya. - Petani Bojonegoro
Seorang warga Desa Semawot, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur meninggal dunia mendadak saat berjalan di pematang sawah. Petani bernama H Ashuri , 68 tahun, itu ditemukan meninggal pada Sabtu, 31 Maret 2018, sekira pukul 16.00 WIB.
Diduga penyebab kematian korban karena penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi yang telah lama dideritanya kambuh secara mendadak. Kapolsek Sukosewu, AKP Pujiono menerangkan bahwa berdasarkan keterangan keluarga, korban mempunyai riwayat penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
****
Baca juga:
Rupanya, Lina Jubaedah Dua Kali Masuk RS Sebelum Meninggal, Tindakan Rizky Febian Lebay?
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Hasil Otopsi Lina Jubaedah Diumumkan: Inilah Silent Killer yang Mengerikan
Jumat, 31 Januari 2020 20:07 WIBLina Jubaedah Dibunuh? Terungkap, Silent Killer Inilah Diduga Penyebabnya
Senin, 13 Januari 2020 16:12 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler